Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 23
Pengalaman studi di luar negeri : Ada (Sekolah Bahasa Jepang)
JLPT : N2
Pekerjaan : Bisnis pelayanan dan jasa
Jenis Visa : Engineer/Specialist in Humanity/International Service

Selamat siang. Terima kasih telah menyempatkan waktu Anda di hari libur ini. Anda adalah orang pertama pekerja Indonesia Jepang lulusan dari Sekolah Bahasa Jepang yang saya interview. Saya telah menunggu-nunggu bisa menginterview Anda! Apakah saya boleh tahu kapan Anda datang dan apa tujuan Anda datang ke Jepang?

Saya datang ke Jepang pada tanggal 28 Maret 2016. Saya datang ke Jepang dengan tujuan untuk belajar di Sekolah Bahasa Jepang selama 1 tahun.

Begitu ya. Anda ingin belajar bahasa Jepang langsung dari Jepang ya. Bagaimana Anda dapat menemukan Sekolah Bahasa Jepang?

Saat saya masih kuliah di jurusan Sastra Jepang di Indonesia, saya selalu bercerita kepada guru saya bahwa saya ingin belajar ke Jepang. Tapi karena biaya sekolahnya mahal, saya meminta tolong kepada guru saya agar menginformasikan jika ada program beasiswa yang dapat saya ikuti.

Begitu. Anda akhirnya belajar di Sekolah Bahasa Jepang, jadi apakah guru Anda memberi informasi tentang beasiswa?

Iya. Tetapi beasiswa yang saya dapatkan hanya bisa menutupi biaya Sekolah Bahasa Jepang saja, tidak termasuk biaya kehidupan di Jepang. Setelah sampai di Jepang, saya menerima beasiswa sebanyak 60.000 yen per bulannya. Jadi dalam 1 tahun saya menerima beasiswa sebanyak 720.000 yen.
Tapi, ketika mendaftar beasiswa ini ada persyaratan bahwa saya harus bisa pergi ke Jepang pada bulan April, menyiapkan biaya masuk sendiri, dan memenuhi persyaratan untuk mendapatkan visa.

Dari pembicaraan Anda, apakah itu berarti untuk mendapatkan visa belajar di luar negeri Anda harus memiliki jumlah uang di rekening bank Anda harus mencukupi, atau Anda harus memiliki aset lainnya?

Benar. Saya ingin bekerja paruh waktu di Jepang, karena itu pada awalnya saya ingin memilih Sekolah Bahasa Jepang yang lain. Tetapi ternyata sekolah lain itu melarang muridnya untuk bekerja paruh waktu. Akhirnya saya mendaftar di Sekolah Bahasa Jepang yang mengizinkan muridnya untuk bekerja paruh waktu. Walau pada akhirnya saya tidak bekerja (tawa).

Oh, akhirnya tidak jadi bekerja paruh waktu? (tawa). Sepertinya sulit bagi semua orang mendaftar untuk beasiswa yang Anda dapatkan. Dan lagi, bagi kebanyakan orang sangat susah untuk mendapatkan visa belajar ke luar negeri. Walaupun bisa mendapatkan beasiswa, masih banyak orang-orang yang tidak bisa membiayai kehidupan di Jepang tanpa bekerja paruh waktu. Kedepannya, すかSUKI ingin membantu dan memberikan kesempatan bagi mereka yang ingin belajar di Jepang. Tapi sepertinya hal ini tidak bisa segera kami lakukan…

Memang sulit untuk memenuhi biaya kehidupan di Jepang sendiri, tetapi orang dengan N5 juga bisa mendaftar untuk beasiswa ini. Artinya, ada kesempatan bagi mereka yang tidak bisa berbahasa Jepang. Tahun lalu, ada teman saya yang lulusan IT berhasil lulus seleksi dan pergi belajar ke Jepang.

Beasiswa yang memberikan kesempatan pada banyak orang itu sangat bagus.
Lalu, bagaimana jadwal Anda ketika Anda belajar di Sekolah Bahasa Jepang?

Kelas ada dari hari Senin sampai Jumat. Kami belajar level pemula di pagi hari dan level tengah di siang hari selama masing-masing 3 jam. Hal ini kurang lebih sama dengan jadwal Sekolah Bahasa Jepang lainnya.

Ngomong-ngomong, uang yang Anda bayarkan ke sekolah akan kembali dalam bentuk beasiswa. Tapi bagaimana dengan biaya lain yang Anda keluarkan?

Saya membayar buku pelajaran sendiri. Kalau tidak salah sekitar 50.000 yen, mungkin (tawa).

Yah, ini kejadian 1 tahun yang lalu jadi akan sulit untuk diingat (tawa)
Saya pertama kali bertemu Anda ketika Anda baru saja tiba di Jepang. Dibandingkan pada saat itu, kemampuan bahasa Jepang Anda sudah sangat meningkat! Apa alasan Anda memulai belajar bahasa Jepang?

Kakek saya adalah orang Jepang, menurut Ayah saya dulu banyak buku bahasa Jepang di rumah. Ayah tidak terlalu bisa bahasa Jepang (tawa). Buku Jepang yang dulunya banyak sudah tidak ada lagi di rumah, tapi saya sudah menyenangi Anime, Manga, dan game Jepang sejak saya kecil. Wii, PlayStation, Sega Saturn, Super Famicon, semuanya masih ada di rumah saya di Indonesia (tawa). Game kesukaan saya adalah “零~ZERO~” (judul Amerika menjadi “Fatal Frame”), game horor yang ceritanya bagus sekali! Saya juga suka “Final Fantasy”, akhir-akhir ini saya baru main seri yang ke-12 nya. Kalau ada game di rumah, saya pasti main, jadi saya tidak membawa game saya ke Jepang. Ah, tetapi saya tetap membawa PS Vita (tawa).

Saya kaget, ternyata Anda seorang Gamer (tawa). Kalau Kakek Anda orang Jepang, wajar jika Anda sudah suka hal-hal berbau Jepang dari kecil. Dari game horor sampai RPG semuanya Anda suka ya. Anda hebat bisa mendisiplinkan diri setelah dewasa (tawa).
Setelah Anda menyelesaikan pendidikan di Sekolah Bahasa Jepang selama 1 tahun, sekarang Anda sedang bekerja kan ya? Pekerjaan seperti apa?

Saya bekerja sebagai attendant, yaitu pemandu untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke suatu daerah wisata.

Sekarang jumlah wisatawan yang datang ke Jepang semakin bertambah. Yang pasti jumlah ini akan terus bertambah sampai Olympic 2020. Mengikuti hal itu, Jepang harus bisa menyediakan pemandu yang bisa menggunakan berbagai bahasa di tempat-tempat wisata terkenal. Tempat bekerja Anda pasti juga seperti itu, pasti bagus mendapatkan pekerja yang bisa berbahasa Indonesia. Bagaimana Anda menemukan pekerjaan ini?

Saya menemukannya di Job Fair untuk orang asing. Job Share yang saya ikuti diadakan pada bulan November 2016 ketika musim gugur. Mungkin ada sekitar 15 perusahaan yang berpartisipasi saat itu. Saya menemukan lowongan pekerjaan saya sekarang di Job Fair ini, dan mengikuti seleksinya di kemudian hari. Saya beruntung bisa langsung dipekerjakan setelah sekali wawancara (tawa).

Diterima setelah sekali wawancara saja! Itu berarti image Anda di perusahaan sangat bagus ya. Setelah diterima kerja, itu berarti Anda harus mengubah visa pelajar asing Anda menjadi visa pekerja? Bagaimana Anda mengurus hal tersebut?

Ada banyak dokumen yang harus saya serahkan ke imigrasi, saya juga meminta beberapa dokumen yang diperlukan dari Sekolah Bahasa Jepang. Perusahaan membuatkan dokumen-dokumen yang diperlukan dari perusahaan. Lalu, orang dari perusahaan menemani saya untuk mengumpulkan dokumen yang diperlukan ke imigrasi.

Begitu ya. Saya rasa hal ini berbeda-beda di setiap perusahaan, karena saya pernah mendengar bahwa ada yang harus pergi sendiri ke imigrasi. Sangat tertolong jika ada yang menemani, karena ini pertama kali Anda mengurus perubahan visa.
Sebenarnya, apa alasan Anda ingin bekerja di Jepang?

Saya memang ingin mencari pengalaman bekerja di luar negeri, terutama di Jepang. Banyak lulusan Sekolah Bahasa Jepang yang ingin bekerja di perusahaan Jepang, termasuk saya.

Pengalaman itu memang penting. Memang ada juga pekerjaan di Indonesia yang menggunakan bahasa Jepang, tapi dengan langsung bekerja di Jepang Anda mendapatkan berbagai pengalaman seperti mengetahui cara kerja orang Jepang, lingkungan kerjanya, dll.
Pada akhirnya, apa yang membuat Anda memutuskan untuk bekerja di perusahaan Anda sekarang?

Saya bercita-cita untuk membuat perusahaan travel sendiri. Untuk itu, saya rasa saya memerlukan pengalaman bekerja di tempat wisata. Saya juga menyukai traveling, dan pasti akan menyenangkan jika dapat bekerja di bidang yang sama.
Orang Indonesia beranggapan bahwa perlu uang yang banyak untuk bisa pergi ke Jepang. Saya ingin bisa memperkenalkan Jepang kepada orang-orang yang tidak bisa pergi ke Jepang, juga ingin bisa memperkenalkan tempat wisata Indonesia kepada orang-orang Jepang. Saya ingin membuat perusahaan seperti ini di Indonesia. Hal ini tidak mungkin bisa saya lakukan sendiri, karenanya saya akan melakukannya bersama teman saya.

Anda hebat karena sudah menentukan apa yang ingin Anda lakukan! Karena itu pengalaman yang sekarang Anda kumpulkan dan jalani di Jepang sangat penting untuk bisa mengabulkan keinginan tersebut. Anda bekerja dengan memikirkan masa depan Anda. Padahal masih muda tapi sangat hebat. Hal ini kedengarannya mudah, tapi sebenarnya sangat sulit untuk dilakukan. Saya harap banyak orang Indonesia terinspirasi dengan cerita ini.
Pasti banyak hal-hal sulit dengan pekerjaan di Jepang, bagaimana jadwal kerja Anda di perusahaan?

Jam kerja dibagi menjadi beberapa shift, ada early shift dan late shift. Early shift dimulai dari Jam 8:40 sampai 17:00, sedangkan late shift dimulai dari jam 14:40 sampai 23:00. Dalam satu minggu ada 2 kali libur. Dalam satu bulan diperbolehkan untuk libur 2 hari berturut-turut sebanyak 1 kali. Bila Anda ingin mengubah shift kerja, Anda harus mencari pengganti Anda sendiri telebih dahulu, lalu sisanya akan diurus oleh perusahaan. Ada orang-orang yang bisa menggantikan saya ketika diperlukan, jadi saya sering memakai cara ini.

Begitu ya. Karena pemandu wisata adalah bisnis pelayanan dan jasa, pastinya pelayanan terhadap tamu memiliki prioritas tertinggi. Tapi ada pemberian hari libur yang pasti, boleh libur 2 hari berturut-turut, boleh juga mengubah shift kerja. Saya rasa lingkungan tempat kerja Anda sangatlah baik.
Ngomong-ngomong, apa ada warga negara asing lain yang bekerja di situ?

Iya, ada orang Tiongkok dan Meksiko, sekarang ada 6 orang. Kami adalah warga negara asing pertama yang diperkerjakan sebagai attendant.

Mungkin nanti Anda akan bekerja dengan orang dari berbagai negara. Sepertinya pekerjaan akan jadi lebih mudah dengan tuntutan untuk mengerti keragaman budaya.
Anda tidak bekerja paruh waktu ketika masih menjadi pelajar, jadi gaji pertama Anda adalah gaji dari pekerjaan kali ini. Berapa biaya kehidupan di Jepang sekarang?

Sekarang saya tinggal di Tokyo, dan perusahaan membiayai setengah dari uang sewa rumah yaitu 40.000 yen. Biaya listrik, air, dan gas saya bayar sendiri. Biasanya saya memasak sendiri, tapi kalau dapat early shift saya akan beli makan siang di kantin kantor. Kalau dapat late shift, saya akan beli makan di convenience store dahulu baru pergi ke kantor. Selain biaya-biaya ini, saya juga sering makan dan bermain bersama teman yang kurang lebih menghabiskan 40.000 sampai 60.000 yen. Hm, saya catat semua di memo handphone, spertinya pengeluaran saya banyak sekali. Kenapa ya? (tawa).

Jangan hanya dicatat, tapi harus hati-hati agar uangnya jangan dibuang-buang (tawa). Anda sekarang tinggal di tempat bagus di Tokyo, saya jadi iri! Sangat tertolong perusahaan Anda menanggung setengah dari uang sewa. Mungkin pengeluaran Anda banyak, tapi ini uang dari hasil kerja Anda, mungkin tidak apa-apa sekali-kali refreshing? (tawa)
Anda sudah memiliki banyak pengalaman di jepang, dari menjadi pelajar sampai mulai bekerja. Tapi, bagaimana kesan Anda tentang Jepang sebelum Anda datang kemari?

Sewaktu saya masih mahasiswa di Indonesia, saya pernah ikut program pergi ke Jepang sebanyak 2 kali. Sebelum saya ikut program pertama kali, saya membayangkan Jepang itu negara bersih tanpa sampah, keretanya tidak pernah telat, dan transportasinya praktis serta aman. Saya membayangkan bahwa semua orang selalu taat pada peraturan.

Memang sepertinya banyak orang yang memiliki image seperti itu. Setelah Anda datang ke Jepang, apakah kesan ini berubah?

Saya rasa banyak hal yang sesuai dengan kesan pertama saya. Ada juga kesan-kesan baru yang saya rasakan setelah tinggal lama di Jepang. Misalnya saja ketika saya pergi ke salon, saya diantar sampai keluar toko ketika selesai. Penjaga toko mengucapkan “Terima Kasih” walau saya tidak membeli apa-apa. Saya merasa semua pelayanan di jepang sangatlah sopan.
Perihal waktu, banyak orang yang tepat waktu tapi ada juga orang yang selalu telat. Lalu, ketika lampu masih merah tetap ada pejalan kaki yang menyebrang. Saya langsung merasa orang Jepang itu juga manusia ya (tawa).

Memang benar ya (tawa)

Saya juga kaget dengan banyaknya orang mabuk di Jepang. Mereka sangat mabuk sampai susah jalan, bau alcohol juga…
Lalu fasilitas untuk orang cacat sangat lengkap. Pengguna kursi roda bisa jalan-jalan keluar sendiri, bahkan banyak fasilitas praktis untuk orang yang tidak bisa melihat. Lingkungan yang memperbolehkan mereka keluar dengan bebas ini pastinya dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka.
Lalu, tentang pekerjaan. Saya tidak pernah bekerja di Indonesia, tapi kata teman saya banyak pegawai yang menonton youtube atau membuka instagram ketika jam kerja. Kalau di tempat kerja saya, handphone harus disimpan di loker dan hanya boleh dipergunakan ketika jam istirahat.

Begitu ya. Saya harap nantinya lingkungan untuk mereka akan lebih diperbaiki lagi, tapi mungkin tidak mudah karena memerlukan biaya yang besar. Sambil membangun lingkungannya, sangat penting untuk orang-orang yang ada di sekitar agar membangun rasa agar bisa memberi bantuan ketika diperlukan.
Tidak baik jika ada pelanggan melihat Anda bermain handphone ketika sedang bekerja (tawa). Hal ini sudah pasti untuk bisnis pelayanan dan jasa, tapi ada juga perusahaan IT yang melarang pekerjanya untuk membawa handphone ke dalam ruang kerja untuk menghindari bocornya informasi. Hal-hal seperti ini sangat ketat di Jepang dibandingkan di Indonesia.
Sepertinya kehidupan Anda di Jepang lancar-lancar saja, tapi apakah ada masalah yang pernah muncul?

Hmm, tidak terlalu ada masalah yang muncul, tapi saya pernah pindah rumah sebanyak 2 kali. Pada saat itu banyak sekali dokumen yang harus dibutuhkan. Bahasa Jepang untuk dokumen ini juga jarang saya gunakan, sehingga saya kesulitan mengerti isinya.

Kalau pindah kita harus melaporkan perubahan alamat kita dan banyak lagi step-step yang harus dilakukan, memang repot ya. Kalau ada masalah pada siapa Anda berkonsultasi?

Saya berkonsultasi dengan penjamin saya ketika saya bersekolah di Jepang. Karena penjamin ini saya diperbolehkan untuk belajar di luar negeri oleh orang tua saya. Orang ini sudah seperti keluarga bagi saya. Pasti orang tua saya akan khawatir jika tidak ada orang seperti penjamin ini di dekat saya.

Memang orang tua pasti khawatir jika anaknya tinggal di negara yang jauh sendirian. Orang tua Anda pasti tenang jika ada orang dikenal yang membantu Anda.

Perusahaan saya saat ini juga sangat membantu. Ketika saya konsultasi untuk tempat sholat, waktu masih masa training saya diperbolehkan untuk menggunakan ruangan yang tidak dipakai. Sekarang saya sholat di ruang ganti. Makanan saya juga disiapkan terpisah dengan yang lain. Sebentar lagi waktu puasa akan dimulai, jadi shift saya dipindah ke late shift yang beban pekerjaannya lebih ringan. Saya sangat berterima kasih kepada orang-orang di kantor yang mengkhawatirkan saya.

Perusahaan harus siap untuk memikirkan, apakah mereka bisa mendukung pekerja muslim termasuk di dalamnya pekerja dari Indonesia, untuk dapat terus memperkerjakan SDM yang baik. Saya rasa akan sulit bagi bisnis pelayanan dan jasa untuk mendukung pekerjanya karena para pekerja harus terus langsung bertemu dengan pelanggan, sedangkan membantu pekerja kantoran pastinya tidak terlalu sulit. Pada akhirnya perusahaan harus memutuskan apakah mereka harus mengubah semua kebiasaan mereka, atau menerima budaya asing yang berbeda dengan budaya mereka.
Dari cerita Anda, saya tahu Anda bekerja di perusahaan yang sangat baik.

Iya, saya sendiri merasa beruntung. Hubungan antar pegawai di perusahaan sekarang sangat bagus. Saya masih merasa khawatir dengan kemampuan bahasa Jepang saya, karena saya harus menggunakan bahasa sopan dalam pekerjaan saya. Saya juga tidak pernah belajar tentang hospitality, jadi saya tidak terlalu percaya diri.
Teman saya ada yang bekerja di perusahaan penerbangan atau juga bus guide. Dibandingakan mereka, saya masih jauh tertinggal. Tapi pekerjaan ini menjadi pelajaran bagi saya, dan saya sangat berterima kasih pada orang-orang yang bersedia membantu saya.
Lalu, orang kantor tidak pernah marah. Walau saya salah mereka hanya memberi peringatan, lalu menjelaskan dan mengajarkan agar saya bisa memperbaiki kesalahan saya. Saya tipe orang yang selalu kepikiran jika dimarahi, tapi ketika saya mulai panik orang-orang di sekitar akan membantu sehingga saya sangat tertolong. Hubungan senior dan junior juga sama seperti hubungan antar teman, sehingga saya sangat mudah bekerja di lingkungan ini.

Saya yang dengar saja sampai iri, jadi ingin kerja di sana juga (tawa)
Terakhir, mohon berikan satu dua patah kata untuk teman-teman yang ingin pergi dan bekerja di Jepang.

Sewaktu kelulusan saya dari Sekolah Bahasa Jepang semakin dekat, saya mencoba berjuang mencari pekerjaan sendiri, tanpa meminta bantuan dari sekolah. Saya berkonsultasi dengan penjamin dan sharemate saya. Saya juga mencari informasi lowongan kerja di internet, saya juga mencoba pergi ke event yang sebenarnya tidak terlalu menarik untuk saya, dan mencoba untuk langsung mendengar dan melihat pekerjaan yang ada.
Saya juga sempat mencari pekerjaan di perusahaan IT, yang mau mengajari saya dari awal walau saya tidak mengerti apapun. Tapi rasaya saya tidak cocok dengan pekerjaan yang mengharuskan saya duduk terus jadi saya berhenti (tawa). Lalu ada juga pekerjaan di penginapan Jepang. Walau bisa bekerja dengan level JLPT N3 saja, tempat kerjanya ada di pedesaan dengan upah rendah sedangkan banyak yang harus dilakukan. Memang sepertinya pekerjaan ini bagus untuk pengalaman, tapi akhirnya saya tidak memilihnya.
Untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan dan jasa, mungkin akan sulit mencari pekerjaan bagi orang yang menggunakan hijab. Tetapi, ada teman saya yang diperbolehkan memakai hijab dalam pekerjaannya yang berhubungan dengan design. Ngomong-ngomong, perusahaan teman saya itu menjual kimono.
Yang penting jangan menyerah, ketika ada masalah pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan orang lain. Walau ada hal yang tidak mengenakkan, walau ada yang berkata Anda tidak bisa melakukannya, kalau Anda sabar dan mencoba terus berjuang selama setengah tahun mungkin Anda akan bisa melakukannya. Tapi jika Anda memiliki pilihan lain, Anda mungkin tidak perlu bersabar. Akan sangat disayangkan kalau Anda terus cemas, stres, dan akhirnya pulang ke Indonesia. Semua hal pasti tidak berjalan dengan lancar. Kalau Anda tidak mencoba untuk berkonsultasi dengan orang lain, orang lain tidak akan tahu bahwa ternyata Anda memiliki masalah. Karena itu jangalah ragu untuk berkonsultasi dengan orang lain.

Benar, orang Jepang itu tidak sedingin yang teman-teman kira kok (tawa). Teman-teman akan menjalani kehidupan di negara lain, pasti akan ada masalah yang muncul. “すかSUKI” akan terus berjuang untuk membantu teman-teman dengan memberi informasi yang dapat membantu Anda mencapai tujuan di Jepang, serta memberikan support dengan kehidupan teman-teman di Jepang. Dari interview kali ini, saya tahu bahwa Anda telah memikirkan masa depan dengan baik dan memilih untuk berjalan di jalan ini. Sangat penting untuk mempersiapkan diri baik-baik sebelum teman-teman pergi ke Jepang. Saya tidak menyarankan untuk pergi ke Jepang hanya untuk coba-coba belajar bahasa Jepang di sana. Tapi, saya ingin teman-teman yang memang serius belajar untuk terus berjuang.
Terima kasih telah meluangkan waktu Anda hari ini!