Selamat pagi! Saya Niji♪ “はよばんにちは” (Hayobannichiwa!) adalah kata ciptaan saya yang menggabungkan “ohayou” (selamat pagi), “konnichiwa” (selamat siang), dan “konbanwa” (selamat malam) menjadi satu.
Setelah bekerja keras, pasti rasanya ingin menikmati camilan manis yang lezat, bukan? Saya pun begitu. Di Jepang, ada berbagai macam camilan manis, mulai dari yang harganya terjangkau di toko serba ada hingga yang sedikit mewah di pusat perbelanjaan. Kali ini, saya akan memperkenalkan tiga camilan tradisional Jepang yang wajib dicoba. Pastikan mencobanya saat berada di Jepang, ya!
Sakura Mochi

Ketika memikirkan bunga yang melambangkan Jepang, banyak orang mungkin akan mengingat sakura. Sakura Mochi adalah camilan manis yang lembut, berupa mochi berisi pasta kacang merah (anko) yang dibungkus dengan daun sakura. Meskipun bisa dinikmati sepanjang tahun, camilan ini sangat identik dengan perayaan Hina Matsuri (Festival Anak Perempuan).
Warna pink pada mochi ini sebenarnya berasal dari pewarna makanan, bukan dari kelopak bunga sakura. Mochi tersebut kemudian dibungkus dengan daun sakura, menciptakan kombinasi warna pink yang lembut dan hijau tua yang menenangkan.
Menariknya, daun sakura ini juga bisa dimakan. Daun tersebut memiliki rasa asin yang berpadu sempurna dengan manisnya mochi. Ada perbedaan jenis Sakura Mochi antara Jepang Barat dan Jepang Timur. Sakura Mochi ala Jepang Barat menggunakan beras ketan sehingga teksturnya kenyal, sementara versi Jepang Timur dibuat dari adonan berbasis tepung gandum yang pipih, mirip dengan tekstur pancake.
Saya tumbuh di Kyushu, jadi saya hanya pernah melihat dan mencoba Sakura Mochi ala Jepang Barat. Versi Jepang Timur adalah sesuatu yang baru bagi saya, dan saya ingin mencobanya karena terlihat sangat lezat.
Taiyaki

Selain imagawayaki dan dorayaki, taiyaki adalah salah satu wagashi (camilan tradisional Jepang) berupa pasta kacang merah (anko) yang dibungkus dengan adonan lembut lalu dipanggang. Yang membuat taiyaki istimewa adalah bentuknya yang menyerupai ikan tai, menjadikannya camilan yang menarik dan salah satu favorit saya. Proses memanggang adonan dalam cetakan berbentuk ikan sangat menyenangkan untuk dilihat. Saya merekomendasikan untuk mengunjungi toko taiyaki dan menyaksikan proses pembuatannya.
Isi taiyaki paling klasik adalah anko, tetapi kini banyak variasi seperti pasta kacang putih (shiro-an), krim, cokelat, bahkan isian gurih seperti sayuran, bacon, dan keju, yang disebut “okazu taiyaki.” Ada juga inovasi seperti “croissant taiyaki” yang menggunakan adonan croissant dan “taiyaki es krim” yang populer di luar negeri.
Saya penasaran seperti apa hasilnya jika taiyaki diadaptasi dengan gaya Indonesia. Selain itu, ada perdebatan seru soal memakan taiyaki: mulai dari kepala atau ekornya? Saat kecil, orang dewasa di sekitar saya selalu berkata, “Jangan makan dari kepala, kasihan ikannya. Mulailah dari ekor.”
Ichigo Daifuku

Dari sekian banyak wagashi berbahan dasar anko dan mochi, Ichigo Daifuku adalah salah satu yang istimewa karena berisi stroberi segar. Rasanya manis, segar, dan sedikit asam, cocok untuk mereka yang merasa wagashi terlalu manis.
Ichigo Daifuku terbuat dari bahan sederhana seperti mochi, anko, dan stroberi. Kombinasi rasa dan tekstur dari ketiga bahan ini menciptakan harmoni yang unik. Ada dua jenis Ichigo Daifuku: yang pertama berisi stroberi dan anko di dalam mochi, dan yang kedua adalah anko dalam mochi dengan stroberi di atasnya. Cobalah keduanya dan diskusikan mana yang lebih disukai!
Berdasarkan pengalaman saya, Ichigo Daifuku yang dijual di supermarket biasanya berupa stroberi dan anko yang dibungkus mochi, sedangkan yang dijual di toko wagashi sering kali memiliki stroberi di atas mochi.
Belakangan ini, “Fruit Daifuku” yang menggunakan buah-buahan lain seperti anggur, semangka, jeruk, atau melon juga semakin populer. Penampilannya yang berwarna-warni sangat cantik. Membayangkan bagaimana rasa dan tekstur Daifuku yang dibuat dari buah-buahan khas Indonesia seperti manggis atau rambutan pasti juga menyenangkan.