Apakah Muslim Boleh Minum Bir Non-Alkohol?

Umat Islam dilarang mengonsumsi alkohol menurut ajaran agama, namun apakah bir non-alkohol dapat diminum oleh umat Islam?

Penyebaran Bir Non-Alkohol

Selama sepuluh tahun terakhir, bir non-alkohol telah berkembang pesat di Jepang, dan kini banyak restoran atau pub yang menyediakannya. Umat Islam pun mungkin mengunjungi tempat-tempat seperti ini bersama teman-teman mereka. Lalu, apakah mereka boleh meminum bir non-alkohol?

Mengapa Umat Islam Dilarang Minum Alkohol?

Ini tentu saja karena Al-Qur’an secara jelas melarang konsumsi alkohol (Q.S Al-Ma’idah: 90-91). Alkohol dapat menyebabkan seseorang kehilangan kendali, yang memungkinkan gangguan dari setan yang memicu permusuhan dan kebencian, serta membuat mereka malas beribadah.

Apa Sebenarnya yang Terjadi?

Penulis pernah tinggal di dua negara Islam yang sangat ketat dalam penerapan syariat selama hampir tiga setengah tahun. Di negara tersebut, penulis tidak pernah melihat seseorang minum alkohol (karena alkohol pun tidak dijual). Namun, saat berkunjung ke negara non-Muslim, penulis menemukan beberapa orang Muslim yang meminum alkohol, dengan alasan “karena di luar negeri, tidak masalah”. Hal ini membuat penulis berpikir bahwa meskipun mereka di luar negeri, status mereka sebagai Muslim tetap tidak berubah. Ada juga beberapa orang yang tidak minum ketika berada di keramaian, namun minum ketika mereka sendirian (mungkin karena tidak ingin terlihat oleh sesama Muslim).

Lalu, Apakah boleh minum Bir Non-Alkohol?

Al-Qur’an melarang hanya minuman yang mengandung alkohol. Oleh karena itu, bir non-alkohol, yang tidak mengandung alkohol, seharusnya tidak menjadi masalah. Namun, sebelum menulis artikel ini, penulis menemukan sebuah video di mana seorang Muslim asal Malaysia mengatakan, “Saya tidak akan minum bir apapun, baik yang mengandung alkohol maupun tidak, karena namanya bir.”

Saya tidak bisa menentukan apakah orang Malaysia ini adalah seorang Muslim yang sangat taat, atau jika dia mengatakan hal tersebut karena sedang direkam dalam video, atau apakah muslim lainnya minum dengan biasa saja.

Saya merasa bahwa memikirkan masalah ini sebagai seorang non-Muslim adalah pemborosan waktu, jadi saya memutuskan untuk langsung bertanya kepada mantan rekan kerja saya yang berasal dari Palestina. Dia adalah seorang Muslim yang taat, memiliki gelar master, orangnya sangat tenang serta dihormati. Dia sekarang tinggal di Palestina, dan saya bertanya padanya melalui media sosial.

Bir Non-Alkohol Dapat Diminum

Teman penulis itu menjelaskan, “Al-Qur’an melarang alkohol karena bisa membuat seseorang kehilangan kesadaran dan membuka pintu bagi gangguan setan. Selama minuman tidak membuat seseorang kehilangan kesadaran atau kendali atas dirinya, maka tidak ada masalah. Bir non-alkohol ada di komunitas kami dan banyak yang meminumnya tanpa masalah.”

Kesimpulan

Meminum bir non-alkohol tidak bertentangan dengan ajaran Al-Qur’an, karena tidak ada efek yang membuat seseorang kehilangan kendali atau kesadaran.

Meskipun bir non-alkohol terlihat seperti bir biasa, ada kemungkinan orang di sekitar akan menganggap seseorang yang meminum non-alkohol bir sebagai “Muslim yang minum alkohol”.

Namun belakangan ini, banyak produsen yang menambahkan label dengan tulisan besar “0% alkohol” atau mengganti desain kemasan untuk membedakannya. Oleh karena itu, selama dapat menunjukkan bahwa minuman tersebut tidak mengandung alkohol, meminumnya tidak masalah.

Pada akhirnya, keputusan tetap berada pada individu Muslim itu sendiri. Artikel ini hanya untuk memberikan satu perspektif.

Referensi:
・The Quran (Goodword ISBN: 978-81-7898-653-1)
・Wikipedia