Kali ini, saya ingin mengajak kalian untuk mengenal Kyoto Gyoen yang luas dan penuh sejarah, serta tiga kuil kecil yang tenang di dalamnya. Saya tidak akan memberikan penjelasan sejarah yang berat, melainkan mencoba membuatnya terasa seperti kita sedang berjalan santai bersama.

Kami tiba di Gerbang Sakaimachi, yang berada di sisi utara Jalan Marutamachi. Dari Stasiun Marutamachi (Kyoto Subway, Jalur Karasuma), hanya butuh sekitar 5 menit berjalan kaki. Mari kita masuk dari sini.

Kyoto Gyoen dan tiga kuil

Kyoto Gyoen

Kyoto Gyoen adalah taman besar yang menjadi pusat Kota Kyoto. Penduduk setempat sering menyebutnya “Gosho”. Di sini, banyak orang bermain olahraga seperti tenis atau sekadar berjalan-jalan, piknik, atau memotret pemandangan. Tempat ini menjadi area santai favorit warga Kyoto. Walaupun luas, taman ini jarang penuh, jadi kalian bisa dengan mudah menikmati suasana santai.

Tapi, karena sangat luas dan jalannya berkerikil, berjalan terlalu lama bisa membuat kaki lelah. Bahkan saya yang sering berjalan di sini masih menemukan tempat-tempat baru. Pagi ini, saya pertama kali menemukan “Tori no Mizuba” (Tempat Minum Burung) saat berjalan di sisi timur laut taman ini. Hal ini mengingatkan saya bahwa masih banyak hal menarik yang belum saya temui.

Pepohonan, kerikil, dan langit yang terbentang membuat kita merasa kecil di tengah-tengah ruang terbuka ini.Langit biru, pohon pinus, dan dinding putih menciptakan kontras yang begitu indah.

Tiga kuil

Tidak banyak yang tahu, tapi di dalam Kyoto Gyoen ada tiga kuil kecil: Kuil Itsukushima , Kuil Munakata, dan Kuil Shirakumo. Kuil-kuil ini terletak berdekatan, jadi kalian bisa mengunjungi semuanya dalam waktu singkat.

1. Itsukushima Jinja

Setelah melewati Gerbang Sakaimachi dari Jalan Marutamachi, belok kanan, dan kalian akan menemukan Kolam Kujo. Di tepi kolam inilah berdiri Itsukushima Jinja. Gerbang torii di sini disebut Karahafu Torii, salah satu dari tiga torii langka di Kyoto.

Kuil ini dipercaya membawa keberuntungan untuk kemakmuran usaha dan keselamatan keluarga. Setiap kali saya ke sini, saya selalu mengucapkan terima kasih karena bisa menjalani hari dengan baik. Meski kuilnya kecil, banyak hal menarik di sekitarnya. Dari sini, kalian bisa melihat Kolam Kujo, Jembatan Taiko, dan Shusuitei. Koi berenang di kolam, dan kalian juga bisa melihat bebek serta bangau yang sering mampir, menciptakan suasana damai dan menenangkan. Menikmati pemandangan dari atas Jembatan Taiko adalah salah satu cara terbaik untuk merasakan keindahan tempat ini.

2. Munakata Jinja

Berjarak sedikit di barat laut Itsukushima Jinja, Munakata Jinja berdiri dengan tenang, menawarkan suasana yang penuh sejarah. Kuil ini dipercaya melindungi keselamatan saat bepergian dan transportasi laut. Jika kalian sedang berkunjung ke Kyoto, datang ke sini bisa memberi keberuntungan untuk perjalanan kalian. Saya selalu berdoa untuk keselamatan ibu saya yang masih sering menyetir mobil.

Ada pohon berusia lebih dari 600 tahun di sini, dan diyakini bahwa pohon ini adalah tempat tinggal para dewa. Rasanya luar biasa bahwa pohon ini telah berdiri selama berabad-abad.

3. Shirakumo Jinja

Dari Munakata Jinja, berjalan sedikit ke utara dan kalian akan menemukan Shirakumo Jinja di sisi kanan. Kuil ini dipercaya membawa keberuntungan bagi orang yang ingin meningkatkan keterampilan musik dan seni.

Apakah kalian sedang belajar alat musik, bernyanyi, atau menari? Jika iya, mungkin kuil ini bisa membantu kalian mencapai impian. Di belakang kuil, ada batu yang disebut Yakushi Stone, yang dipercaya bisa menyembuhkan luka dan penyakit.

Setelah menyentuh batu ini, kalian bisa mengusap bagian tubuh yang sedang bermasalah. Saya begitu sibuk mengusap batu ini ke bahu saya hingga lupa mengambil foto. Semoga batu ini memberikan efek positif. Jika kalian merasa lelah setelah berjalan-jalan, coba usap kaki kalian, siapa tahu tenaga kalian kembali pulih.

Jadi, bagaimana menurut kalian? Kyoto Gyoen yang indah, ditambah kuil-kuil kecil yang tenang namun penuh wibawa. Semoga ini membuat kalian tertarik untuk berkunjung suatu hari nanti.

Situs Web : Kyoto Gyoen