Berapa usia anak Anda sekarang? Apakah Anda berencana untuk mendaftarkan anak Anda ke taman kanak-kanak hingga sekolah menengah setelah datang ke Jepang? Di sekolah-sekolah ini terdapat organisasi yang menghubungkan anak-anak, orang tua, dan guru, yaitu PTA.

Lalu, apa sebenarnya PTA itu? Meskipun ada sedikit perbedaan antar sekolah, kami ingin memperkenalkan peran utama dan hal-hal yang perlu diperhatikan tentang PTA!

Pembentukan PTA

Pada tahun 1946, setelah Perang Dunia II, Amerika yang menang berusaha untuk mendemokratisasi masyarakat Jepang melalui reformasi pendidikan, yang menjadi cikal bakal terbentuknya sistem PTA. PTA adalah singkatan dari Parent Teacher Association dalam bahasa Inggris.

Pada tahun 1947, Kementerian Pendidikan (sekarang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi) mengirimkan panduan pembentukan PTA kepada gubernur di seluruh prefektur. Sejak itu, banyak sekolah mulai membentuk PTA, dan pada tahun 1950-an, organisasi PTA berskala nasional terbentuk.

PTA tidak hanya ada di sekolah negeri, tetapi juga di sekolah swasta, dan setiap prefektur memiliki asosiasi orang tua di sekolah swasta. Dengan sejarah ini, PTA telah berkembang hingga saat ini.

Apa yang Dilakukan PTA?

Dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah (sebenarnya juga ada di sekolah menengah atas!), banyak sekolah memiliki PTA yang aktif. Masa pendidikan di Jepang adalah 2-3 tahun di taman kanak-kanak (sementara taman penitipan anak untuk anak usia 0-5 tahun), 6 tahun di sekolah dasar, dan 3 tahun di sekolah menengah. Sekolah menengah atas tidak termasuk dalam pendidikan wajib, tetapi biasanya berlangsung selama 3 tahun.

Masa jabatan PTA biasanya satu tahun, dan setiap tahun (dari April hingga Maret tahun berikutnya) akan ada pergantian. Berikut adalah contoh model untuk sekolah dasar, di mana periode beraktivitas adalah yang terpanjang.

Pengurus

★ Ketua PTA

★ Wakil Ketua PTA

★ Sekretaris

★ Bendahara

★ Ketua dan Wakil Ketua masing-masing divisi (divisi komunikasi, kesehatan, pelatihan, dll.)

Guru-guru sekolah juga bergabung dalam aktivitas ini selama acara sekolah.

Divisi komunikasi bertugas membuat surat kabar PTA, divisi kesehatan menangani pemeliharaan lingkungan sekolah, dan divisi pelatihan merencanakan seminar untuk anggota PTA.

Anggota kegiatan

◆ Anggota kelas (anggota kelas juga menjadi anggota di divisi-divisi)

  * Memantau keamanan jalur sekolah dan sukarela untuk keselamatan lalu lintas (dikenal dengan sebutan: petugas pengibar bendera)

  * Mengundang sukarelawan untuk acara tertentu.

Tanda bintang (★) menunjukkan bahwa pengurus ditentukan melalui pemilihan.

Tanda (◆) menunjukkan bahwa orang tua berkumpul di tahun ajaran baru untuk menentukan pengurus kelas.

Simbol * menunjukkan bahwa permintaan dilakukan kepada orang selain mereka yang ditandai dengan simbol ★ dan ◆, atau seseorang yang berpartisipasi atas keinginannya sendiri.

Aktivitas sebagai pengurus PTA di sekolah memungkinkan orang tua untuk melihat perkembangan anak-anak mereka dan menjalin komunikasi yang lebih erat dengan guru. Namun, dengan meningkatnya jumlah keluarga yang bekerja, semakin banyak orang tua yang merasa kesulitan untuk meluangkan waktu untuk kegiatan PTA, yang menyebabkan munculnya ketidakpuasan terhadap PTA, bahkan hingga menjadi masalah sosial.

Dengan adanya perubahan ini, metode pemilihan pengurus PTA yang “dipaksa” mulai diperbaiki. Akibatnya, ada sekolah yang hanya melibatkan pengurus yang bersedia berpartisipasi dalam kegiatan PTA.

Kasus yang Dihadapi Orang Asing yang Datang ke Jepang

Berikut adalah satu contoh. A-kun datang ke Jepang dari Malaysia bersama ayah dan ibunya. Karena ia berada dalam usia yang tepat untuk masuk sekolah dasar, ia mendaftar sebagai siswa baru di SD H. Pada bulan April di awal tahun ajaran, ada pemilihan anggota kelas PTA, dan A-kun terpilih melalui undian.

Orang tua A-kun tidak hadir pada hari pemilihan, tetapi ia menerima telepon dari guru kelasnya mengenai terpilihnya sebagai anggota kelas. Ketika ayahnya mendengar bahwa A-kun terpilih melalui undian (yang ia anggap mirip dengan undian lotere), ia menjawab, “Wah, beruntung sekali,” dan menerima tugas tersebut.

Padahal, yang aktif dalam kegiatan PTA adalah ibunya. Meskipun tidak ada masalah dalam kemampuan bahasa Jepang, ia kesulitan untuk membangun hubungan dengan orang tua lainnya karena tidak memahami sistem sekolah di Jepang. Dari contoh ini, penting untuk mengetahui terlebih dahulu apa itu kegiatan PTA dan sebaiknya berkonsultasi dengan pihak sekolah mengenai apakah Anda ingin terlibat dalam kegiatan PTA.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kami telah memperkenalkan PTA. Semoga anak Anda dapat menikmati kehidupan sekolahnya dengan baik!