Ketika Anda berkunjung ke Jepang, Anda akan menyadari bahwa di mana pun, selalu ada antrian yang tertib dan rapi. Di stasiun kereta, restoran, halte bus, hingga kasir di supermarket, masyarakat Jepang terbiasa untuk antri dan menunggu giliran mereka dengan sabar. Hal ini mungkin mengejutkan bagi orang asing yang kurang mengenal budaya Jepang. Artikel ini akan membahas bagaimana budaya “antri” ini terbentuk, apa maknanya, dan aturan-aturan di dalamnya.

Latar Belakang Budaya Antri di Jepang

Kebiasaan “membentuk antrian dan menunggu” di Jepang telah berkembang selama bertahun-tahun sebagai salah satu aturan sosial yang penting. Di Jepang, sejak dulu nilai “bekerja sama dengan orang lain” sangat dijunjung tinggi. Hal ini didasarkan pada konsep unik Jepang yaitu wa (harmoni), yang berarti bertindak selaras dengan orang di sekitar adalah hal yang penting.

Selain itu, sejak kecil, anak-anak Jepang diajarkan untuk antri. Misalnya, saat mengambil makanan di sekolah atau saat menggunakan alat di tempat bermain, mereka belajar untuk mematuhi giliran. Kebiasaan ini terbawa hingga dewasa, sehingga orang Jepang secara alami membuat antrian dan tertib mengikuti aturan.

Mengapa Orang Jepang Antri?

Ketika ditanya “mengapa Anda antri?”, banyak orang Jepang akan menjawab, “karena itu adil.” Dengan antri, setiap orang mendapatkan giliran secara setara, tanpa perlakuan istimewa. Jika ada yang melanggar aturan antri atau memotong giliran, hal itu dianggap tidak sopan dan mengganggu orang lain.

Sebagai contoh, di peron kereta Jepang, orang-orang berdiri dalam antrian dengan tenang menunggu pintu kereta terbuka. Setelah kereta tiba, mereka menunggu semua penumpang turun sebelum masuk secara bergantian sesuai urutan. Dengan mematuhi aturan ini, proses naik kereta menjadi lebih lancar. Jika seseorang mencoba memotong antrian atau menyerobot, hal itu dapat menyebabkan kekacauan.

Perbedaan Budaya Antri Jepang dengan Negara Lain

Budaya antri di Jepang berbeda jauh dengan cara orang di beberapa negara lain. Seorang teman dari luar negeri pernah bercerita bahwa di negaranya, konsep “membuat antrian” hampir tidak ada. Di sana, orang yang lebih dulu naik kendaraan umum bisa mendapatkan tempat duduk, sementara yang datang belakangan harus berdiri. Selain itu, saat menunggu, antrian seringkali tidak tertib.

Sebaliknya, di Jepang, menghormati giliran dalam antrian sudah menjadi hal yang lumrah. Memotong antrian atau mencoba mendahului orang lain dianggap sangat tidak sopan. Perbedaan budaya ini seringkali mengejutkan orang asing. Bagi orang Jepang, antri adalah sebuah tindakan untuk “menghormati orang lain,” yang didasari oleh pemikiran bahwa tidak hanya diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitar harus dihargai dan dijaga.

Budaya Antri Jepang yang Mendunia

Budaya “antri” di Jepang telah mendapatkan pengakuan di seluruh dunia. Contohnya, saat gempa besar melanda Jepang pada tahun 2011, masyarakat di daerah terdampak dengan tenang membentuk antrian untuk mendapatkan bantuan, meskipun pasokan sangat terbatas. Tidak ada keributan atau kekerasan, dan semua orang bertindak dengan tenang. Sikap ini dipuji di banyak negara sebagai teladan.

Selain itu, di tempat wisata atau pusat kota yang dipenuhi wisatawan asing, budaya antri tetap terjaga. Beberapa wisatawan bahkan mulai mengikuti aturan ini, menunjukkan bahwa budaya antri Jepang mulai memengaruhi orang dari berbagai negara sebagai etika internasional.

Hal yang Bisa Didapat dari Antri

Antri bukan hanya soal “menunggu.” Sebenarnya, saat antri, Anda bisa berbicara dengan orang di sekitar atau memanfaatkan waktu dengan cara lain. Misalnya, di restoran ramen atau toko kue terkenal, seringkali terbentuk antrian panjang. Selama menunggu, Anda bisa mengobrol dengan keluarga atau teman, sambil meningkatkan antisipasi terhadap makanan yang Anda tunggu. Bagi orang Jepang, antri adalah pengalaman yang juga bisa dinikmati.

Saya sendiri awalnya merasa bosan saat pertama kali harus antri panjang di Jepang. Namun, melihat orang di sekitar yang menunggu dengan tenang, saya belajar untuk menggunakan waktu tersebut dengan lebih bijak. Sekarang, saya bahkan bisa menikmati waktu saat mengantre, terutama ketika menunggu makanan lezat. Bahkan, waktu menunggu itu sendiri terasa menyenangkan.

Kesimpulan

Budaya “antri” di Jepang bukan hanya kebiasaan, tetapi juga cerminan nilai menghormati orang lain dan keadilan dalam menunggu giliran. Meskipun bagi orang asing hal ini mungkin terasa mengejutkan, budaya ini sebenarnya sangat masuk akal. Dengan memahami budaya ini, orang asing yang tinggal atau berkunjung ke Jepang dapat menikmati pengalaman hidup di sana dengan lebih nyaman.