Hari paling menyenangkan bagi seorang pekerja, pastinya adalah hari gajian. Dengan adanya gaji ini tentunya semua pekerja kantoran maupun pekerja paruh waktu akan lebih sungguh-sungguh dalam bekerja. Tak dapat disangkal bahwa di negara manapun, gaji merupakan salah satu motivasi dalam bekerja.

Jepang memiliki banyak peraturan yang mengatur tentang pekerjaan. Salah satu dari banyaknya peraturan yang ada adalah “Standard Labor Acts”, di mana peraturan ini juga membahas tentang peraturan pembayaran upah atau gaji karyawan.

Daftar Isi [ close ]

【5 Prinsip Pembayaran Upah】

Para pekerja dapat memenuhi kebutuhan hidupnya karena adanya “upah” yang mereka terima. Bila perusahaan menentukan sendiri cara pembayaran upah pekerjanya secara bebas, kemungkinan pekerja menjadi tidak bisa mengatur kebutuhan hidupnya sehari-hari. Oleh karena itu, Standard Labor Acts menentukan peraturan-peraturan seperti yang tertera di bawah ini.

①Prinsip Pembayaran Mata Uang
“Upah” harus dibayarkan secara tunai. Karenanya, walaupun perusahaan tempat teman-teman bekerja adalah perusahaan di bidang pangan, perusahaan tidak boleh membayar teman-teman dengan kue atau roti sebagai pengganti uang tunai. Tetapi, jika ada persetujuan dari pekerja, perusahaan bisa menggaji karyawan dengan cara lain seperti mentransfer uang ke rekening bank pekerjanya. Zaman sekarang, mentransfer gaji ke rekening menjadi cara yang paling banyak dianut oleh kebanyakan orang, karena menyerahkan gaji dalam bentuk tunai kurang efisien dan akan sangat berbahaya jika membawa uang dalam jumlah besar.

②Prinsip Pembayaran Langsung
“Upah” harus dibayarkan langsung kepada pekerja yang bersangkutan. Hal yang sama pun berlaku jika upah tersebut ditransfer melalui rekening bank. “Upah” tidak bisa ditransfer ke rekening orang tua atau teman karena alasan si pekerja tidak mempunyai rekening bank sendiri. Bila ada perusahaan yang melakukan hal ini, maka bisa dibilang perusahaan tersebut memiliki kesalahan dalam penanganan pemberian upah kepada pekerjanya.

③Prinsip Pembayaran Penuh
“Upah” harus dibayar secara penuh, jadi dalam perjanjian kerja dinyatakan bahwa upah pekerja 200.000 yen, maka pekerja harus digaji penuh sebanyak 200.000 yen. Tetapi ada 2 kasus pengecualian dalam hal pemotongan gaji. Kasus pertama adalah pemotongan gaji berdasarkan hukum yang berlaku, seperti pemotongan untuk pajak penghasilan dan asuransi sosial. Kasus kedua adalah pemotongan gaji dari kantor atas persetujuan dari karyawannya melalui pengurusan Roushi Kyoutei*.
(*Roushi Kyoutei berarti Perjanjian Buruh Manajemen. Perjanjian ini dilakukan antara manajemen dan karyawan dalam bentuk tertulis.)

④Prinsip Pembayaran Lebih dari Sekali Setiap Sebulan
“Upah” harus dibayarkan lebih dari sekali setiap satu bulan. Kapankah gaji akan dibayarkan tergantung pada isi yang tertulis dalam perjanjian kerja teman-teman, misalnya saja pembayaran gaji bulanan sebulan sekali atau gaji mingguan yang dibayarkan seminggu sekali.
Jika upah dibayarkan lebih dari satu kali dalam satu bulan, berapa kali pun pekerja menerima upah tidak masalah.Sebaliknya, prinsip pembayaran upah tidak mengakui pembayaran upah setiap dua bulan sekali.

⑤Prinsip Pembayaran pada Tanggal yang Ditetapkan
Pekerja akan kesulitan jika menerima gaji pada tanggal berbeda setiap bulannya. Oleh karena itu, perusahaan harus menentukan kapan mereka harus memberikan gaji kepada karyawannya.
Misalnya saja, gajian setiap tanggal 25 atau di hari terakhir setiap bulannya. Perusahaan tidak boleh menentukan hari pemberian gaji seperti misalnya antara tanggal 25 hingga akhir bulan.
Tetapi, “upah” khusus seperti bonus tidak perlu mengikuti peraturan seperti ini.

“upah” adalah hal penting dalam kehidupan kita. Pastikan untuk selalu memastikan isi perjanjian kerja ketika teman-teman mau masuk ke suatu perusahaan. Mari Pastikan juga apakah perusahaan tempat teman-teman bekerja telah mengikuti prinsip-prinsip yang tertera di atas.

Bila ada hal-hal yang ingin ditanyakan, jangan ragu untuk menghubungi すかSUKI.