Jepang terkenal sebagai negara yang tidak memiliki kebiasaan memberikan uang tip. Hal ini mungkin terlihat aneh di mata negara lain yang biasanya suka memberikan uang tip sebagai tanda terima kasih tambahan atas jasa yang telah diterima. Hal ini tersebar hingga ke mancanegara dan membuat Jepang kedatangan turis-turis asing yang penasaran ingin menikmati seberapa baik pelayanan tanpa uang tip ini. Oleh karena itu, turis yang datang ke Jepang jumlahnya makin bertambah tiap tahun ke tahun. Kebanyakan berpendapat bahwa mereka puas dengan pelayanan yang didapatkan selama berada di Jepang.

Tourist information Center (Pusat Informasi untuk Turis)

Pintu masuk

Peta lokasi setempat dengan beragam pilihan bahasa

pamflet

Tersedia internet apabila ingin browsing informasi pariwisata

Tourist information center ini hampir ada di setiap tourist spot atau tempat yang banyak dikunjungi baik orang Jepang sendiri maupun turis mancanegara. Tempat ini disediakan untuk para pengunjung yang ingin mencari informasi setempat baik itu mengenai wisata atau transportasi sekalipun. Mengunjungi sebuah tempat yang belum pernah kita datangi sebelumnya pasti membuat perasaan sedikit khawatir, benar? Nah, dengan adanya fasilitas seperti ini setidaknya rasa kekhawatiran kita sedikit banyak dapat teratasi.

Anda dapat berkomunikasi dengan staf di tourist information center ini dengan menggunakan bahasa Jepang atau bahasa Inggris. Tidak hanya itu saja, di tempat ini pun tersedia macam-macam pamflet yang boleh dibawa pulang. Pun, fasilitas ini tidak dipungut biaya sama sekali.

Supermarket

Kamakura kinokuniya

Pintu masuk dari tempat parkir

Supermarket, tempat yang akrab dengan kehidupan sehari-hari ini dapat kita temukan dimana saja. Pengalaman saya saat mulai tinggal di Jepang, pertama kalinya berbelanja ke supermarket saya benar-benar bingung. Bisa dikatakan saya lumayan lancar membaca hiragana dan katakana tapi tidak dengan kanji.

Masalahnya, ketika saya ingin tahu arti dari kanji yang ada di depan mata pun kalau tidak bisa bacanya ya bingung juga. Nah, pada saat itulah saya ingat peribahasa “malu bertanya sesat di jalan”. Saya memberanikan diri bertanya pada salah seorang staf yang kebetulan ada tidak jauh dari tempat saya termenung. “Maaf, saya mencari (barang yang ingin dibeli)” tanya saya.

Tanpa basa-basi orang tersebut langsung memandu saya ke tempat dimana barang yang saya cari itu berada. Menurut saya, gerak sigap menolong konsumen seperti ini sangat luar biasa. Apalagi ketika kita diburu waktu atau saat benar-benar bingung dan mengharapkan bantuan seperti saya waktu itu.

Kinokuniya at Kamakura
Alamat : Kanagawa ken Kamakura shi Onari Machi 15 no 3 kode pos 248-0012
Telepon : 0467-25-1911

https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m14!1m8!1m3!1d13021.790718800914!2d139.548234!3d35.319703!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x0%3A0x50e318d5058f0c89!2z57SA44OO5Zu95bGLIOmOjOWAieW6lw!5e0!3m2!1sja!2sjp!4v1543114990249

Sewa gratis baby stroller di shopping mall

Pusat informasi di shopping mall

Stroller berjejer rapi

Stroller yang saya pinjam

Suatu hari saya jalan-jalan ke shopping mall yang tidak begitu jauh dari tempat saya tinggal. Sebenarnya keluar membawa bayi dengan memakai stroller terasa lebih mudah karena hanya tinggal dorong saja tapi ketika masuk ke dalam kereta, stroller ini cukup memakan tempat jadi saya putuskan untuk menggendong anak dengan memakai baby carrier (sling) atau disebut dengan dakko himo dalam bahasa Jepang.

Ketika tiba di tempat, saya baru tahu ternyata di shopping mall yang saya kunjungi itu menyediakan fasilitas sewa gratis stroller hanya dengan cara mengisi formulir peminjaman di pusat informasi. Fasilitas sewa gratis stroller ini kebanyakan tersedia di shopping mall yang besar.

Di dalamnya ada juga yang dikenai biaya seperti misalnya di Disneyland. Stroller yang ditawarkan memiliki desain mickey mouse berwarna merah hitam yang lucu tetapi harga yang dikenakan senilai 1000 yen untuk pemakaian selama berada di dalam kawasan Disneyland hari itu saja. Informasi ini tertera di website Disneyland Japan.

Terrace Mall Shonan
Alamat : Kanagawa ken Fujisawa shi Tsujido Kandai 1 chome 3 no 1 kode pos 251-0041
Telepon : 0466-38-1000
URL : http://terracemall-shonan.com/
pamflet : http://terracemall-shonan.com/common/pdf/floorguide_en.pdf

https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m14!1m8!1m3!1d13018.806287902546!2d139.4463897!3d35.3382315!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x0%3A0x819bb3b6b9fd9523!2zVGVycmFjZSBNYWxsIOa5mOWNlw!5e0!3m2!1sja!2sjp!4v1543115051334

Makan di Restoran

Saat berada di Jepang, ketika anda makan di restoran maka anda akan menerima oshibori (lap tangan) begitu anda duduk. Ini adalah salah satu kebudayaan Jepang yang mungkin sudah diketahui oleh banyak orang. Menurut pengalaman saya, oshibori yang digunakan di Jepang ada 2 macam yaitu yang berbentuk wet tissue dan yang berbentuk handuk kecil. Yang paling menarik adalah oshibori handuk, saat musim panas maka anda akan mendapatkan oshibori yang sengaja didinginkan di dalam kulkas terlebih dahulu.

Oshibori dingin ini sangat menyejukkan terlebih lagi di saat cuaca panas sekali. Kebalikannya saat musim dingin maka anda akan mendapatkan oshibori yang hangat. Udara dingin di luar akan membuat tangan terasa kaku. Namun dengan adanya oshibori hangat ini tangan kita pun akan dihangatkan dan makan akan terasa lebih enak. Oshibori ini hanya dapat dipakai di dalam restoran saja dan tidak diperbolehkan untuk dibawa pulang.

Selain itu, ada juga service potongan harga dengan menggunakan kupon dan ada juga sistem mengumpulkan poin setiap transaksi. Tidak di semua tempat memiliki sistem seperti ini tetapi biasanya setelah selesai makan dan melakukan pembayaran di kasir, kita akan mendapatkan kupon potongan harga untuk transaksi selanjutnya.

Hal ini bertujuan agar tamu mau datang dan makan lagi di restoran tersebut. Jika anda makan yakiniku, biasanya mulut akan sedikit berbau dikarenakan konsumsi daging dalam jumlah yang cukup banyak. Oleh karena itu agar konsumen tidak merasa malu ketika berbicara dengan orang lain setelah keluar dari restoran, pihak restoran mengambil inisiatif untuk menaruh permen atau permen karet di depan meja kasir agar orang-orang leluasa untuk mengambilnya. Tentu saja permen ini gratis tetapi jangan mengambilnya banyak-banyak ya.

Kesimpulan.

Di negara yang memiliki kebiasaan memberikan uang tips, secara kasar dapat dikatakan bahwa uang tips adalah simbol bahwa kita “membeli jasa” yang telah kita terima. Dengan pemikiran seperti demikian, saya cukup kaget ketika pertama kalinya menginjakkan kaki di Jepang. Kaget tetapi senang dengan service yang memuaskan meskipun tanpa harus mengeluarkan uang ekstra sebagai tip. Tidak seperti di Indonesia, tidak selalu tetapi terkadang saya suka meninggalkan uang kembalian di meja tanda terima kasih untuk layanan yang telah diberikan. Lain halnya, di Jepang ada sebuah ungkapan yang dikenal dengan “omotenashi”.

Artinya yaitu melayani dengan hati dan dengan perasaan terbuka. “Omotenashi” ini menjadi bagian kebudayaan Jepang dan menjadi daya tarik tersendiri di mata dunia. Bagaimana dengan anda? Mari datang dan rasakan sendiri “omotenashi” Jepang yang akan membuat anda tidak cukup datang hanya sekali saja ke negara yang kaya akan budaya ini.