Di Jepang, ada berbagai macam kue. Salah satunya adalah “taiyaki”, yang terbuat dari adonan berbahan dasar tepung terigu dengan isi pasta kacang merah, yang harganya sekitar 200 yen sehingga cukup terjangkau dan disukai oleh semua usia dan jenis kelamin. Taiyaki memiliki bentuk yang unik menyerupai ikan bream, dan belakangan ini juga populer di kalangan wisatawan yang mengunjungi Jepang. “Pengalaman membuat taiyaki sendiri” juga tampaknya populer.

“Taiyaki” itu camilan yang seperti apa?

“Taiyaki” adalah kue tradisional Jepang yang dibuat terutama dari adonan tepung terigu (beberapa toko menambahkan telur, gula, susu, dan baking powder) yang dicairkan dengan air, kemudian dituang ke dalam cetakan berbentuk ikan bream, dan diisi dengan pasta kacang merah yang dominan (bahan-bahan seperti kacang, ubi, dan kastanye yang dimasak dan dicampur dengan gula). Tekstur kulitnya bervariasi, ada dua jenis utama: kulit tipis yang renyah dan kulit tebal yang lembut seperti pancake. Untuk pasta kacangnya, ada “tsubuan” yang kacangnya tidak dihancurkan dan “koshian” yang halus setelah dikupas dan disaring. Tsubuan menonjolkan rasa dan aroma kacang itu sendiri, sedangkan koshian menawarkan rasa yang halus. Kombinasi sederhana namun mendalam dari kulit dan isi ini merupakan daya tarik besar dari taiyaki.

“Taiyaki” yang berasal dari “Imagawayaki”

Asal usul taiyaki dikatakan berasal dari “Imagawayaki”, yang mulai dijual selama periode An’ei (1772-1781) di zaman Edo. Toko tersebut terletak di dekat apa yang sekarang adalah area Kajicho dan Imagawabashi di Tokyo, yang menjadi asal usul nama tersebut. Namun, bahan-bahan yang digunakan saat itu dan bagaimana mereka dibakar tidak diketahui sama sekali. Namun, gambar-gambar dari akhir periode Edo menunjukkan pedagang Imagawayaki menggunakan cetakan besi dengan beberapa lubang bulat, yang menunjukkan bahwa kue tersebut dibakar dalam bentuk bulat atau oval seperti saat ini.

Toko asli “Taiyaki” yang telah beroperasi lebih dari 100 tahun.

Taiyaki seperti yang kita kenal sekarang ini pertama kali muncul di Tokyo pada akhir periode Meiji (awal tahun 1900). Seijiro Kanbe, yang berasal dari Kansai, memodifikasi imagawayaki yang dia jual di tokonya menjadi bentuk ikan bream, yang merupakan simbol keberuntungan bagi orang Jepang. Ketika imagawayaki yang kurang populer itu diubah menjadi bentuk ikan bream, yang telah lama dikenal sebagai simbol keberuntungan di Jepang, penjualannya meningkat secara dramatis.

Toko ini berlokasi di Azabu Juban, Tokyo, bernama “Naniwaya Souhonten”, dan masih populer sebagai asal usul taiyaki hingga saat ini. Termasuk Naniwaya Souhonten, ada juga “Yanagiya” yang berlokasi di Nihonbashi, didirikan pada zaman Taisho tahun 5 (1916), dan “Taiyaki Wakaba” di Yotsuya, yang didirikan pada zaman Showa tahun 28 (1953). Ketiga toko ini dikenal sebagai “Tiga Besar Taiyaki Tokyo”.

Selain itu, ada juga “Kurikoan” di Yokohama dan “Naruto Taiyaki Honpo” serta beberapa waralaba lainnya, yang masing-masing menawarkan versi taiyaki unik mereka sendiri.

Isi taiyaki yang bervariasi

Taiyaki memiliki berbagai isi yang bervariasi. Untuk isi yang tradisional, ada pasta kacang merah (“anko”) dan pasta kacang putih (“shiroan”). Dalam varian yang terinspirasi dari makanan Barat, custard dan cokelat adalah pilihan populer. Untuk isi musiman, ada “uguisu” (pasta kacang hijau), matcha, “zunda” (pasta kacang hijau edamame), labu, ubi bakar, dan ubi manis Anno. Variasi unik lainnya termasuk pasta berbahan dasar plum, wijen, dan stroberi, serta isi es krim yang juga tampaknya populer.

Selain itu, taiyaki dengan dekorasi tambahan juga semakin populer. Misalnya, taiyaki yang dihiasi dengan buah-buahan, dilapisi krim kocok, dan disiram dengan saus cokelat ala crepe, yang terutama mendapat dukungan dari kalangan wanita karena tampilannya yang menarik.

Taiyaki untuk makan siang atau camilan juga memiliki varian yang berisi bahan makanan gurih.

Tidak hanya berisi manis seperti pasta kacang merah atau krim, ada juga Taiyaki yang berisi bahan-bahan seperti makanan pokok. Ada berbagai jenis isi, seperti “kari”, “pizza”, “keju”, tentu saja, “tuna mayo”, “hamburger”, “sosis”, “stew” dan lainnya, sehingga Anda dapat menikmatinya sebagai makanan. Selain itu, ada juga Taiyaki gaya “okonomiyaki”. Karena sangat mengenyangkan, ini juga cocok untuk makan siang atau camilan ringan.

Apakah benar ada taiyaki yang dibudidayakan?

Apakah Anda tahu ada taiyaki yang dibedakan menjadi “budidaya” dan “alami”? Mungkin banyak orang yang berpikir “Tidak mungkin!”, namun di antara para pecinta taiyaki, taiyaki yang dibuat satu per satu menggunakan cetakan disebut “alami”, sedangkan yang dibuat beberapa sekaligus dalam satu cetakan disebut “budidaya”. Selain itu, taiyaki alami menggunakan cetakan yang disebut “ichichō-yaki” dan juga disebut demikian, dengan ciri kulit yang renyah dan isi yang lembut. Metode ini membutuhkan waktu dan usaha, sehingga sedikit toko yang menggunakannya, namun toko tua terkenal Nanbayasouhonten menawarkan taiyaki alami.

Taiyaki sangat populer di festival dan acara.

Taiyaki dapat dibeli tidak hanya di toko khusus, tetapi juga di toko kue Jepang, toko retail, dan supermarket, serta bisa dinikmati di festival dan acara yang diselenggarakan di kuil dan tempat suci. Khususnya, pada festival besar seperti “Hatsu Moude” (kunjungan pertama ke kuil di tahun baru) dan “Tori no Ichi” (festival pasar ayam), banyak sekali kios yang muncul, sehingga Anda tidak hanya dapat menikmati taiyaki, tetapi juga berbagai jenis kue tradisional Jepang. Sebagai contoh, “Choco Banana” (pisang yang dilapisi cokelat, juga dikenal sebagai “Banana Chocolate” atau “Banana Choco”) adalah makanan ringan yang berasal dari Jepang. Dengan tampilan yang berwarna-warni dan kombinasi manisnya cokelat dan pisang, makanan ini juga sangat populer, tidak kalah dengan taiyaki.

Kesimpulan

Kelebihan taiyaki adalah menunya yang beragam, cocok untuk camilan ringan ketika sedikit lapar, dan bisa dinikmati dengan mudah baik sebagai makanan penutup maupun sebagai makanan utama. Taiyaki paling enak disantap ketika masih hangat dari panggangan, sehingga disarankan untuk dimakan di tempat. Jika Anda membawa pulang, Anda bisa memanaskannya di microwave selama sekitar 30 detik, lalu memanggangnya beberapa menit di oven. Dengan cara ini, Anda akan mendapatkan taiyaki yang renyah di luar dan lembut di dalam. Silakan dicoba.