Terima kasih banyak sudah menyempatkan waktunya untuk interview kali ini. Apa kegiatannya sekarang?

Sekarang saya masih menyusun skripsi, karena waktu pergi ke Jepang saya ambil cuti. Tadinya saya mau melanjutkan belajar di Jepang tapi sudah capek dengan pekerjaan. Hehehe

Kalau boleh tahu awalnya kenapa kamu bisa suka Jepang?

Dari sejak SMP sebenarnya saya suka Jejepangan. Walaupun sebenarnya dari dulu saya mendapatkan banyak cerita negative dari kakek saya di Singapore (saat itu sedang dijajah Jepang) tentang kesan buruk yang ditinggalkan penjajahan Jepang dan saat itu saya pun terpengaruh. Tetapi titik tolak saya jadi suka sekali Jepang karena mendengarkan lagunya Ayumi Hamasaki. Dari sana saya merasa bahasa nya enak sekali di dengar. Dari sana saya  mulai mencari tahu tentang Jepang setiap kali pergi ke warnet seperti mencari tahu kota-kota di Jepang. Walaupun ayah saya juga dulu suka jejepangan, tapi ayah saya jarang cerita banyak tentang Jepang. Beliau punya banyak buku bahasa Jepang, dan itu semua diwariskan pada saya, tapi saat itu saya belum mulai belajar bahasa Jepang.

Saat mulai suka Jepang saya mulai dikenal sangat freak sekali dengan Jepang dan tidak jarang teman-teman saya di sekolah mengejek saya.

Memangnya yang suka Jepang itu imagenya kurang baik ya saat itu?

Mungkin sebenarnya ada beberapa alasan kenapa pada akhirnya mereka suka mengejek saya seperti latar belakang dan sebagainya, dan salah satu alasannya karena saya yang freak itu. Tapi apa boleh buat yang namanya suka tidak bisa ditutup-tutupi, sebisa mungkin saya menghindari mereka. Tapi jujur efeknya terasa sekarang berkat itu saya sudah pernah belajar di Jepang, kerja di Jepang juga dan bisa jadi contoh buat adik kelas untuk tidak harus malu punya kesukaan tertentu.

Oh iya ya. Berarti intinya kita jangan menyerah dengan apa yang kita suka ya.

Iya betul. Sebenarnya saya telat masuk kuliah harusnya sekitar tahun 2012 tapi tidak diizinkan karena orang tua juga berfikir bahwa untuk apa belajar sastra yang mungkin nantinya jadi guru atau jadi dosen saja dan saya dituntut untuk mencari kerja yang bagus, karena itu saya didaftarkanlah ke jurusan hukum. Bahkan saya sudah lulus tes tapi tidak daftar ulang yang pada akhirnya dimarahi orang tua juga hingga saya memutuskan untuk mencari kerja. Walaupun beberapa tahun berselang setelah saya belajar D1 perhotelan dan komunikasi di kampung halaman di Batam, saya merasa bahwa saya masih suka sekali bahasa Jepang dan ingin masuk UNSADA tapi dikasih orang tua Maranatha Bandung. Walaupun awal-awal saya merasa menyesal, tapi sekarang tidak sama sekali.

Tidak menyesalnya kenapa tuh?

Karena mungkin kalau saya tidak belajar di Maranatha tidak bisa ke Hokkaido. Hehehe

Kalau di Maranatha memangnya ada program apa saja?

Banyak ya program yang ditawarkan Maranatha dan juga Maranatha kerjasama dengan beberapa kampus di Jepang dan salah satunya yang paling kuat adalah kampus Hokusei di Hokkaido. Dan saya juga merasa beruntung bisa kesana selama satu semester tahun 2017. Itu adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di Jepang.

Bagaimana kesannya pertama kali tiba di Hokkaido? Dan berapa lama ada di sana?

Saya ada di sana selama setahun. Kesannya saat di pesawat belum sempat menginjakkan kaki pun melihat Hokkaido yang bersalju itu saya sudah merasa terharu sekali. Hehe

Kegiatan selama belajar di Hokkaido itu apa saja?

Kalau belajar mungkin itu sudah pasti ya. Di sana saya juga belajar budaya, merangkai bunga, chanoyu, dan juga dikasih liburan ke kampungnya. Jadi lebih banyaknya jalan-jalan ke tempat wisata yang ada di Hokkaido.

Di depan kampus Hokusai University

Berarti sampai saat ini sudah dua kali ya pergi ke Jepang. Yang pertama saat ke Hokkaido untuk belajar, dan tahun selanjutnya untuk internship. Waktu itu internship di mana dan berapa lama?

Saya internship di Kobe selama satu tahun.

Awalnya dari mana dapat informasi tentang program Internship ini? Dan mengapa memilih Kobe?

Saat itu ada yang menawari saya untuk Internship dari OHM, tapi karena saya tidak begitu kenal orangnya saya sempat ragu. Tapi setelah saya yakin, akhirnya saya coba ikuti wawancara dan tidak disangka saya lolos. Awalnya saya ditawari ingin di Osaka atau di Kobe. Tapi bagi saya dimanapun tidak apa-apa. Sebelumnya saya sudah sempat jalan-jalan juga ke Osaka. Tapi saya lebih suka Kobe dibanding Osaka, mungkin karena saya tidak terlalu suka keramaian. Kobe juga punya banyak hal unik dan termasuk kota paling bersih juga di Jepang dan kota dengan populasi orang asing yang terbilang banyak pula. Sehingga banyak tempat-tempat seperti China Town atau gedung-gedung ala Eropa, di Jepang tapi berasa di luar Jepang.

Apa sih yang membuat kamu senang bekerja di Jepang?

Hal yang membuat saya senang kerja di Jepang karena setiap habis kerja mereka mengucapkan “Otsukare” rasanya kata-kata itu jadi penghibur saya kala lelah dan merasa apa yang telah saya kerjakan itu sangat diapresiasi sekali. Dari sana saya mendapatkan pelajaran bahwa kita bisa semangat bekerja karena ada seseorang yang menghargai. Dengan satu kata itu sangat berkesan sekali.

Iya ya banyak hal yang bisa kita pelajari setelah kita mencoba bekerja di Jepang. Lalu apa rencana kamu setelah lulus?

Saya ingin setelah lulus bisa bekerja lagi di Jepang dan berharap saya bisa pergi ke Kyoto juga karena Kyoto masih sangat kental dengan nuansa Jepang tradisionalnya.

Saat internship di Kobe itu pekerjaannya apa saja dan waktu kerjanya bagaimana?

Waktu itu saya kerja sebagai caddy, tempat golf jadi pekerjaannya seperti mengantar klient bermain golf, mengumpulkan bola, menjelaskan kondisi lapangan, memberitahu berapa jarak antara bola dengan lubang (pin) dan lain sebagainya. Kalau dalam golf itu kan banyak tongkatnya, nah itu bukan karena enak atau gak enaknya, tapi berapa jarak si bola bisa terbang dengan tongkat tersebut dan memiliki nomor yang berbeda-beda. Kalau di Indonesia pakainya system meter, kalau di Jepang pakainya system yard.

Waktu kerjanya biasanya tergantung musim, dan paling pagi jam 6 pagi. Tapi tergantung juga kalau telat dipanggilnya bisa 7/ 8 jam sampai pukul 16:00. Jam istirahat juga tergantung, bisa beberapa menit, 30 menit atau satu jam lebih. Dan di tempat kerja ini ada 6 orang orang Indonesia.

Lalu, untuk hari kerjanya apakah dari senin sampai jumat?

Tidak tentu. Karena justru weekend itu paling ramai dikunjungi. Jadi dapat jatah libur kadang ditentukan oleh atasan. Tapi kebanyakan libur hari senin.

Menyempatkan jalan-jalan saat libur

Kalau lagi punya waktu libur nih, biasanya ngapain?

Saya suka keliling Kobe. Saya kan tinggal di daerah kampungnya, mungkin dari kobe sekitar 1 jam. Kalau libur suka ingin shopping atau jalan-jalan ke Kobe. Kadang tanpa tujuan. Tapi seringnya kalau tanpa tujuan, saya perginya ke Uniqlo (haha). Lalu di Kobe juga ada China town, namanya Nankinmachi, suka kuliner di sana. Saya tidak terlalu suka ngajak orang lain, karena merasa kurang bebas.

Enak ya walau sibuk kerja tapi masih bisa sempat jalan-jalan. Kalau paling jauh pernah ke mana saja waktu libur?

Saya pernah ke Nagasaki dan Hokkaido. Di Nagasaki Saya punya sahabat orang Jepang yang pernah belajar di Bandung, jadi pergi ke sana buat berkunjung.  Biasanya kalau saya ada kesulitan selama di Jepang suka Tanya sama dia. Kalau di Hokkaido, karena dua tahun lalu saya pernah ke sana, jadi kadang-kadang saya berkunjung ke sana. Di Hokkaido saya punya orang tua. Sudah seperti ibu saya sendiri. Jadi kalau pulang kampung itu ya ke Hokkaido. Hehe

Saat jalan-jalan bersama keluarga homestay

Awalnya kenal dengan Ibu orang Jepang itu dari mana?

Jadi waktu belajar di Hokkaido, ada program dari Universitas seperti Homestay satu hari. Dan sudah ditentukan saya dengan keluarga yang mana. Saya adalah orang pertama yang tinggal dengan keluarga tersebut, karena keluarga ini baru mengikuti program ini. Selama dengan mereka, saya diajak nonton ke bioskop, ke tempat soupcream terenak, lalu malamnya dibuatkan gyouza. Dan kami juga jalan-jalan ke taman lavender Tomita.

Hal yang paling berkesan selama ada di sana apa sih?

Sebenarnya banyak hal yang paling berkesan selama ada di sana. Tapi kalau harus memilih, hal yang paling berkesan adalah mendapatkan keluarga. Dan satu lagi saya sangat terkesan sekaligus terharu ketika acara perpisahan, mereka sengaja mengadakan party untuk kami, diberikan sertifikat juga foto-foto kenangan. Perhatian mereka saat itu membuat saya terharu. Walaupun saya sempat dimarahi, tapi perhatian mereka sangat luar biasa sekali. Jadi saya merasa satu tahun itu saya tidak merasa sia-sia.

Terima kasih banyak ya sudah berbagi pengalamannya dengan sahabat すかSUKI.

Banyak pelajaran ya yang didapat dari Interview dengan Dian san. Jadi kita tidak perlu malu dan ragu untuk mengembangkan hal-hal yang kita suka. Tetap focus mengejar cita-cita. Karena mimpi indah berawal dari usaha keras. Ganbarimashou!

Sampai jumpa di postingan pengalaman ke Jepang selanjutnya ya!