Restoran di Jepang terkenal dengan kualitas pelayanan yang tinggi dan penyajian makanan yang rapi, beda dengan banyak negara lain. Jadi mungkin kamu tertarik buat kerja di sini. Kali ini, kita bakal bahas hal-hal yang biasanya diperhatikan oleh pewawancara di industri restoran, hasil dari wawancara dengan perekrut yang biasa merekrut pekerja asing.
1. Apa yang diperhatikan secara keseluruhan saat wawancara
① Penampilan
Restoran di Jepang sangat menjaga kebersihan. Nggak cuma soal keamanan makanan, tapi juga kebersihan karyawan dan tempat kerjanya, ini penting buat menciptakan kesan baik. Jadi, penampilan kamu akan jadi salah satu hal yang dinilai saat wawancara.
Yang penting itu bukan pakaian yang dikenakan, melainkan kondisi pakaian tersebut. Meski memakai jas yang bagus, kalau kusut atau kotor, akan memberikan kesan buruk. Pastikan bajunya dicuci dan disetrika dengan rapi. Jangan lupa cek juga gaya rambutmu. Sebelum keluar rumah, lihat dulu di kaca apakah ada rambut yang acak-acakan.
② Suara dan semangat
Ini terutama untuk menilai kemampuan pelayanan kamu nantinya. Pewawancara akan menilai apakah kamu bisa memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan saat berada di restoran. Suara yang digunakan harus tidak terlalu keras atau terlalu pelan, dan yang penting harus jelas dan terdengar. Menjawab dengan penuh semangat juga memberikan kesan positif.
③ Sikap yang ramah
Sama seperti volume suara, sikap ramah juga dilihat sebagai bagian dari keterampilan pelayanan. Dalam melayani, keramahan dan kesan mudah diajak bicara sangat penting. Meski kamu mungkin gugup saat interview, cobalah menjawab dengan senyuman yang alami dan ceria.
2. Pertanyaan yang Sering Ditanyakan dan Cara Menjawabnya
① Alasan melamar kerja
Pertanyaan ini hampir selalu ditanyakan di semua interview, tidak hanya di industri restoran: “Kenapa kamu ingin bergabung dengan perusahaan ini?” Cobalah lihat situs web perusahaan, pelajari filosofi, merek produk, atau konsepnya, dan temukan bagian yang sesuai denganmu. Jika pernah mengunjungi restoran tersebut, kamu juga bisa menjawab, “Karena saya suka menu ini!” Jawaban yang menyentuh karakteristik perusahaan akan menarik perhatian pewawancara.
Contoh:
“Saya terinspirasi dengan visi perusahaan yaitu…” atau “Saya suka [nama menu], dan dan ingin ikut serta menyajikan kelezatan tersebut kepada orang lain.”
② Ketertarikan pada industri restoran
Jawaban tentang kenapa kamu tertarik dengan industri restoran juga harus bisa membuat pewawancara merasa terhubung denganmu. Misalnya:
“Saya senang kalau orang berterima kasih setelah saya membantu mereka.”
“Saya suka memasak, dan saya merasa senang ketika orang menikmati masakan saya.”
③ Kenapa Ingin bekerja di Jepang?
Jawaban yang sering muncul adalah “Saya suka budaya Jepang” atau “Saya suka anime Jepang. Jawaban ini cukup bagus, tapi akan lebih baik jika kamu bisa memberikan contoh yang lebih spesifik.
Contoh:
“Suka budaya Jepang” → ” Suka ramen Jepang, tertarik dengan masakan Jepang dan teknik pelayanan.”
“Suka anime Jepang” → ” Anime membuat saya tertarik pada budaya makan mereka.”
④ Bagaimana Orang Lain Melihatmu?
Pewawancara ingin melihat apakah kamu bisa menilai dirimu sendiri dengan objektif. Cobalah jawab dengan sifat atau kebiasaanmu yang positif. Kamu juga bisa bertanya kepada keluarga atau teman untuk mendapatkan sudut pandang baru.
Contoh:
“Saya sering dibilang orang yang mudah akrab.”
“Orang sering bilang saya rajin.”
⑤ Pertanyaan spontan
Ada beberapa pertanyaan yang sering muncul dan bisa kamu siapkan jawabannya. Namun, pertanyaan mendadak tidak bisa diprediksi dan digunakan untuk menilai bagaimana kamu merespons dalam bahasa Jepang. Sebagai persiapan, coba pikirkan bagian dari jawabanmu yang bisa digali lebih dalam.
3. Tips saat menjawab pertanyaan
① Tambahkan informasi saat menjawab
Karena pekerjaan ini membutuhkan kemampuan komunikasi, penting untuk bisa berbicara dengan baik tanpa terlalu banyak bicara. Cobalah menambahkan informasi yang relevan tanpa berlebihan.
Contoh:
“Buah favorit kamu apa?” → “Pisang. Saya suka Pisang Goreng.” atau “Saya suka memakannya begitu saja.””
② Tidak Mengerti Bahasa Jepang? Tidak Masalah
Jika kamu tidak mengerti bahasa Jepang yang digunakan, tidak apa-apa untuk jujur dan bilang “Maaf, saya tidak mengerti maksudnya.” Atau jika kamu tidak mendengar pertanyaannya, kamu bisa bilang “Bisakah Anda mengulang pertanyaannya?” Hal ini malah memberikan kesan positif, karena mengakui tidak tahu lebih baik daripada memberikan jawaban yang salah.
③ Tentang Penggunaan Bahasa Formal
Jika kamu tidak terlalu percaya diri dalam menggunakan bahasa formal, cukup gunakan pola “desu” dan “masu.” Jika kamu cukup fasih, hati-hati agar tidak terlalu formal, karena pewawancara mungkin akan menyesuaikan tingkat kesulitan bahasa mereka dengan bahasa yang kamu gunakan.
④ Hal-Hal yang Bisa Memberikan Kesan Negatif
Selain hal-hal yang sudah disebutkan, ada beberapa tindakan yang tanpa sadar bisa memberikan kesan negatif. Misalnya, terlalu sering menghindari kontak mata, postur tubuh yang buruk, atau terus-menerus memasang wajah serius.
Demikian poin-poin yang diperhatikan dalam interview di industri restoran di Jepang. Interview bukan hanya tentang isi jawaban, tapi juga penampilan dan cara berbicara. Jadi, cobalah untuk fokus pada pekerjaan pelayanan pelanggan di masa depan, bukan hanya sekadar mendapatkan tawaran kerja.